Marhaban Yaa Ramadhan, Marhaban Yaa Syahru Shiam.

Bertepatan dengan awal Ramadhan, merupakan waktu yang paling tepat untuk memperbaiki diri dan meningkatkan ketaqwaan kita dengan memperbanyak amalan ibadah kita, agar di 11 bulan berikutnya bisa terbiasa dan menjadi sebuah habit yang selalu kita amalkan.

Salah satunya adalah dengan memperbanyak membaca Al-Qur'an. Bisa dimulai dengan memperbaiki cara baca kita, mentadaburi, menghafal atau hanya cukup dengan menghatamkan saja. 

Perlu diingat, kelak kita akan meninggalkan dunia ini, kita akan meninggalkan semua yang kita sayang di dunia ini.

Suami/istri, anak anak yang amat kita sayang, orangtua yang belum sempat kita bahagiakan, harta benda, kendaraan, rumah, dll. Semua akan kita tinggalkan.

Tapi akan ada satu amalan yang terus membersamai kita, menemani dan menyinari kegelapan alam barzah dan memberi syafaat ketika hari pembalasan itu tiba, yaitu Al-Qur’an yang senantiasa kita baca, kita tadabburi, kita amalkan.

Dari Sa’id bin Sulaim ra, Rasulullah SAW bersabda, “Tiada penolong yang lebih utama derajatnya di sisi Allah pada hari Kiamat daripada Al-Qur’an. Bukan nabi, bukan malaikat dan bukan pula yang lainnya.” (Abdul Malik bin Habib-Syarah Ihya).

Bazzar meriwayatkan dalam kitab La’aali Masnunah bahwa jika seseorang meninggal dunia, ketika orang-orang sibuk dengan kain kafan dan persiapan pengebumian di rumahnya, tiba-tiba seseorang yang sangat tampan berdiri di kepala mayat. Ketika kain kafan mulai dipakaikan, dia berada di antara dada dan kain kafan.

Setelah dikuburkan dan orang-orang mulai meninggalkannya, datanglah dua malaikat. Yaitu Malaikat Munkar  dan Nakir yang berusaha memisahkan orang tampan itu dari mayat agar memudahkan tanya jawab. 

Tetapi si tampan itu berkata,” Ia adalah sahabat karibku. Dalam keadaan bagaimanapun aku tidak akan meninggalkannya. Jika kalian ditugaskan untuk bertanya kepadanya, lakukanlah pekerjaan kalian. Aku tidak akan berpisah dari orang ini sehingga ia dimasukkan ke dalam syurga.”

Lalu ia berpaling kepada sahabatnya dan berkata,”Aku adalah Alquran yang terkadang kamu baca dengan suara keras dan terkadang dengan suara perlahan. Jangan khawatir setelah menghadapi pertanyaan Munkar dan Nakir ini, engkau tidak akan mengalami kesulitan.” 

Setelah para malaikat itu selesai memberi pertanyaan, ia menghamparkan tempat tidur dan permadani sutera yang penuh dengan kasturi dari Mala’il A’la. (Himpunan Fadhilah Amal : 609)

Semoga Alquran yang kita baca dapat menjadi pembela kita di hari yang tidak ada  pembela.

Administrator

0 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *