Ada dua cara pendekatan untuk memahami perilaku individu yang saling bertolak belakang, yaitu: (1) behaviorisme dan (2) holistik atau humanisme. Kedua pendekatan ini memiliki implikasi yang luas terhadap proses pendidikan, baik untuk kepentingan pembelajaran, pembimbingan serta berbagai kegiatan pendidikan lainnya.
Behaviorisme memandang bahwa pola-pola perilaku itu dapat dibentuk melalui proses pembiasaan dan penguatan (reinforcement) dengan mengkondisikan atau menciptakan stimulus-stimulus (rangsangan) tertentu dalam lingkungan.
Holistik atau humanisme memandang bahwa perilaku itu bertujuan, yang berarti aspek-aspek intrinsik (niat, motif, tekad) dari dalam diri individu merupakan faktor penentu untuk melahirkan suatu perilaku, meskipun tanpa ada stimulus yang datang dari lingkungan.
Arti holistik pada dasarnya saduran kata dari Bahasa Inggris yaitu “Holistic” yang menekankan pada pentingnya keseluruhan dan saling keterkaitan dari bagian-bagiannya. Secara etimologis, holi artinya suci dan bijak, sedangkan kata holy artinya whole atau keseluruhan.
Holistik merupakan serangkaian gagasan-gagasan bahwa segala sesuatu harus dipelajari secara keseluruhan dan bukan hanya sebagai jumlah dari bagian-bagiannya yang ada di dalam kehidupan manusia sehingga secara konsep maknanya adalah menyeluruh.
Dalam kajian pendidikan holistik dapat diartikan sebagai filsafat manusia, pendidikan yang bersumber dari pemikiran bahwa pada dasarnya setiap individu bisa menentukan identitas dirinya, tujuan hidupnya melalui hubungan yang dijalin dengan masyarakat dan nilai-nilai spiritual yang dimilikinya serta lingkungan alam yang ada disekitarnya
Sedangkan berpikir holistik dalam pengertian psikologi dapat diartikan sebagai berpikir secara menyeluruh dengan mempertimbangkan segala aspek yang mungkin mempengaruhi tingkah laku manusia atau suatu kejadian. Berpikir holistik dapat membuat kita meminimalisir adanya keputusan-keputusan premature, dan membuat kita jadi lebih bijaksana.
Ayat-ayat Al-Qur’an yang banyak menekankan pentingnya pendidikan orangtua terhadap anak, yang salah satunya terjalin dalam pola asuh orangtua terhadap anak, yaitu bagaimana interaksi orangtua dan anak dalam kehidupan sehari-hari.
Bicara mengenai pola asuh dengan menerapkan pola asuh holistik, orang tua akan memberikan contoh yang baik dari dirinya sendiri. Di samping itu, orang tua juga menghargai adanya perbedaan kepribadian dengan sang anak serta memberikan kebebasan pada anak untuk mengembangkan potensi dan keyakinan yang anak miliki. Dengan begitu, anak akan lebih menghargai lingkungan sekelilingnya dan memiliki kesadaran batin.
Education in the family is the first and foremost education base. A harmonious and happy family situation will give birth to a child or a good and responsible successor generation. The role parents should be as the first person in the study of the fundamentals of education on his children.
Pendidikan dalam keluarga merupakan basis pendidikan yang pertama dan utama. Situasi keluarga yang harmonis dan bahagia akan melahirkan anak atau generasi-generasi penerus yang baik dan bertanggung jawab. Peran orang tua yang seharusnya adalah sebagai orang pertama dalam meletakan dasar-dasar pendidikan terhadap anak-anaknya.
“Children see, children do” adalah kata-kata terakhir dari satu video yang dikeluarkan oleh childfriendly.org.au. Video tersebut mengambil gerakan dari pasangan anak dan orangtua. Semua anak dalam video tersebut menirukan apapun yang dilakukan oleh orang dewasa yang dijadikan panutannya.
Menurut psikolog dari Harvard, memberikan model untuk berperilaku bagi anak dapat memberikan anak satu acuan tentang apa yang baik dan tidak. Dengan begitu, orangtua perlu untuk menunjukkan banyak perilaku ramah dan hangat kepada orang lain dengan harapan anak dapat menerapkannya juga.
Saat usia anak bertambah, cara berkomunikasi dengannya menjadi tantangan baru bagi orangtua.
Tidak hanya ibu, peran ayah juga penting untuk perkembangan anak. Komunikasi dengan anak hal adalah sederhana yang manfaat yang besar terhadap perkembangan anak,
Komunikasi yang terjalin baik juga dapat membuat hubungan anak dan orangtua terasa menyenangkan.
Sebaliknya, komunikasi yang kurang terjalin dengan baik dapat membuat si kecil tidak menghormati orangtua dan merasa ayah dan ibu tidak menghargainya.
Lewat obrolan bersama, orangtua bisa mengetahui seperti apa anak mereka, apa yang mereka suka lakukan, dan tidak suka lakukan.
Secara alami, anak-anak akan mengamati setiap detail dari perilaku orang tua mereka. Dan, apa yang orang tua lakukan memiliki kekuatan untuk memengaruhi dan membimbing anak-anaknya.
Tentu, Anda sebagai orang tua sangat menginginkan anak Anda tumbuh menjadi seseorang berkepribadian luhur dan mampu memberikan dampak positif bagi lingkungan di sekitarnya bukan? Jika benar demikian, maka Anda harus berjuang keras untuk menjadi role model yang baik terlebih dahulu guna memberikan contoh nyata yang akan ditiru oleh anak-anak Anda. Dan secara lambat laun seorang anak itu akan mengetahui dengan sendirinya.
Bahwa perbuatan yang ia lakukan adalah merupakan kewajiban yang harus dilakukan tidak semata-mata karena mengikuti perilaku orang tuanya
0 Comments